Siapa bilang orang jawa tidak kenal orkestra? Jauh sebelum bangsa-bangsa Eropa datang, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mempraktikannya. Sejak jaman dinasti Syailendra pada abad ke-8 Masehi, nenek moyang Bangsa Indonesia sudah mengenal dan memainkan berbagai alat musik secara bersama-sama yang kemudian lebih dikenal sebagi Gamelan.
Gamelan merupakan satu kesatuan utuh berbagai unsur alat musik yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan berasal dari bahasa Jawa 'Gamel' yang berarti memukul, diikuti akhiran '-AN' yang menjadikannya kata benda.
Gamelan sangat mudah dijumpai di hampir seluruh wilayah pulau Jawa. Tentu saja ada beberapa perbedaan antara satu daerah dengan daerah yang lain akibat proses kebudayaan. Gamelan yang berkembang di Semarang adalah Gamelan Jawa. Selain di Jawa, gamelan juga dapat di temui di Madura, Bali, Lombok, dll. Dari semuanya, Gamelan Jawa diyakini sebagai yang tertua dan menjadi asal usul gamelan di daerah lain.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia, terutama Jawa pada awal masa pencatatan sejarah. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Satu-satunya pengaruh India dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanyikannya.
Gambaran tentang gamelan pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang dibangun pada abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Dalam bukunya 'Music in Java' Jaap Kunst, seorang Etnomusikologi terkemuka Belanda, menggambarkan gamelan hanya sebanding dengan dua hal yaitu: sinar bulan dan air yang mengalir. "Gamelan is comparable to only two things, moonlight and flowing water. ...mysterious like moonlight and always changing like flowing water ...", begitu tulisnya.
Gamelan merupakan bagian yang tak terpisahkan pada hampir semua kegiatan seni dan budaya Jawa, seperti pertunjukan wayang kulit, Kethoprak, pementasan tari, uyon-uyon (pertunjukan seni tarik suara), dll. Gamelan bisa dipentaskan sebagai musik pertunjukan tersendiri atau sebagai musik pengiring dalam sebuah pertunjukan. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana).
Seperangkat gamelan terdiri dari berbagai alat musik dan tiap-tiap alat musik mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Komponen utama penyusun alat musik gamelan di dominasi oleh unsur logam, bambu dan kayu. Alat-alat musik penyusun gamelan yaitu: Kendang, Saron, Bonang Barung, Bonang Penerus, Slentem, Jender, Gambang, Gong, Kempul, Kenong, Ketug, Clempung, Siter, Suling, Rebab, Bedug, Keprak dan Kepyak.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Slendro memiliki lima nada dasar dengan perbedaan interval kecil. Sedangkan Pelog memiliki tujuh nada dasar dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada
Gamelan adalah salah satu hasil kebudayaan yang sudah diakui secara internasional dan dipentaskan di lima benua. Bahkan PBB sudah menetapkan sebagai warisan budaya yang harus dilindungi dan di lestarikan.
Untuk menikmati Orchestra Van Java, Anda bisa mengunjungi Gedung Ki Narto Sabdho, kompleksTaman Budaya Raden Saleh (TBRS) Jl. Sriwijaya No.29 Semarang, setiap hari Sabtu malam. Di TBRS anda bisa meyaksikan pertunjukan gamelan dan Wayang Orang yang dimainkan oleh kelompok Wayang Orang (WO) Ngesti Pandowo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar